Kinect XBox

Selamat malam guys 🙂
Kali ini saya akan membahas tentang “Kinect X-Box”
Ada yang belum tau apa itu kinect x-box ?
Nah bagi kalian yang belum tau apa itu kinect x-box wajib untuk membaca postingan ini 😀

Kinect adalah perangkat input untuk mendeteksi gerakan yang diproduksi oleh Microsoft untuk Video Game XBox 360 dan PC dengan system operasi Windows. Dengan menggunakan kamera yang mirip dengan webcam, memungkinkan kinect untuk menangkap gerakan pengguna yang akhirnya pengguna tidak perlu menyentuh secara langsung controller game. Cukup dengan melakukan gerakan-gerakan yang alami.
Kinect didasarkan dari teknologi perangkat lunak yang dikembangkan secara internal oleh Rare, anak perusahaan dari Microsoft Game Studios milik Microsoft, dan teknologi kamera oleh pengembang Israel, PrimeSense. PrimeSense mengembangkan sistem yang dapat mengintepretasikan gestur secara spesifik, sehingga kontrol secara hands-free dapat dilakukan pada perangkat elektronik menggunakan proyektor infrared dan kamera, serta microchip khusus untuk melacak pergerakan objek dan individu pada bidang tiga dimensi. Sistem 3D scanner tersebut dinamakan Light Coding yang menggunakan variasi dari rekonstruksi gambar 3D
Kinect Xbox adalah “controller-free gaming dan pengalaman hiburan” oleh Microsoft dan Xbox 360 video game platform, dan mungkin digunakan untuk Windows 8
Contoh judul game yang bisa menggunakan kinect : Kung-fu, Blackwater Kinect, The Gunstringer, Kung Fu Panda 2, dll.

Picture1

Xbox Pertama
Picture2

Dengan peluncurannya di AS pada bulan November 2001, Xbox menjadi salah satu konsol yang paling diperhitungkan dan selama beberapa bulandan tahun ke depan, game konsol ini berhasil menjatuhkan pasar game game konsol lemahlainnya.

Xbox 360
Picture3

Pada tahun 2005, penerus dari xbox pun muncul dan berpotensi menjadi saingan yang paling berat bagi playstation. Sony telah mengeluarkan PlayStation 3 namun ambisi Microsoft pun juga sedang tinggi untuk merk gamenya, dan perusahaanpun memperkenalkan 360 sebagai penerus xbox generasi pertama atau original.
Xbox 360 diluncurkan dengan serangkaian kampanye viral marketing, OurColony, Origen Xbox 360, dan Hex168.

Kinect
Picture4

Kinect sering disebut juga kinect xbox atau kinect xbox 360. Pada tahun 2010 microsoft menjawab tantangan dari Ninetendo Wii ini dengan melepaskan motion controller sendiri yang bernama Kinect.
Kinect di luncurkan di Amerika Utara pada tanggal 4 November 2010, di Eropa pada tanggal 10 November 2010,di Australia, New Zealand dan Singapura pada tanggal 18 November 2010 dan di Jepang pada tanggal 22 November 2010. Pembelian opsi untuk sensor perifer termasuk bundel dengan permainan Kinect Adventures dan konsol bundel dengan baik 4 GB atau 250 GB konsol Xbox 360 dan Kinect Adventures.

Xbox One
Picture5

Xbox one dibuat pada tanggal 21 Mei 2013. Konsol mulai dijual pada tanggal 22 November 2013, dan berhasil terjual lebih dari 2 jutaunit dalam waktu 18 hari pertama dan saat ini Microsoft siap untuk melanjutkan kisah Xbox generasi ke-8.

Input Device dari Kinect Xbox
Sensor Kinect adalah batang horizontal yang terhubung dengan alas kecil yang memiliki poros yang dapat berputar. Sensor Kinect dirancang untuk diletakkan diatas maupun di bawah TV. Perangkat ini memiliki kamera RGB, sensor kedalaman dan mikrofon yang berjalan di perangkat software khusus, yang menyediakan kemampuan untuk menangkap gerak secara 3D, mengenali wajah dan mengenali suara. Saat diluncurkan, fitur pengenal suara hanya tersedia di Jepang, Amerika Serika Kanada, dan Inggris. Sekarang fitur ini tersedia di Australia, kanada, Prancis, Jerman, Irlandia, Jepang Meksiko, New Zealand Amerika Serikat dan Inggris. Sistem multi-mikrofon pada Sensor Kinect memungkinkan Xbox 360 untuk mengurangi suara bising, sehingga kegiatan seperti ngobrol secara hands-free dapat dilakukan lewat Xbox Live. Didalamnya terdapat 3 input device, antara lain :
1. Color VGA Video Camera
Picture6

Kamera video ini dapat membantu mengenali wajah atau fitur deteksi lainnya dengan mendeteksi tiga komponen warna, yaitu merah (RED), hijau (GREEN), dan biru (BLUE) sehingga Microsoft menyebutnya “RGB Camera”.

2. Depth Sensor (Sensor Kedalaman/kehidupan)
Picture7

Depth Sensor merupakan sebuah proyektor infrared dan sebuah monochrome CMOS yang bekerja bersama untuk melihat ruangan atau area dalam bentuk 3D tanpa memedulikan kondisi cahaya. Sensor ini memiliki resolusi sebesar 640 x 480 pixel dan dapat berjalan pada 30 frame per second. Area pengenalan sensor kedalaman dapat diatur, dan perangkat lunak Kinect secara otomatis mampu mengkalibrasikan sensor berdasarkan permainan dan kondisi lingkungan pemain, mengenali keberadaan furnitur maupun halangan lain. Kinect secara simultan mampu mengenali hingga enam orang, termasuk dua pemain aktif untuk dianalisis gerakannya pada 20 titik sendi tiap orang.

3. Multi-array Microphones
Picture8

Susunan yang terdiri atas 4 kamera yang dapat mengisolasi suara pemain dengan suara-suara lain yang ada di ruangan. Hal ini memungkinkan pemain game untuk berada agak jauh dari microphone (pada jarak 1,8 meter dari kamera Kinect) dan masih dapat menggunakan kontrol suara.

Terimakasih sudah membaca, semoga bermanfaat 😀

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Xbox
http://portal.paseban.com/news/143421/xbox

Review Website dengan Top Level Domain

Haii para pembaca, apa kabar hari ini ?
Kali ini saya akan membahas tentang beberapa top level domain yang sering digunakan
Domain Level tinggi atau GTLD (Generic Top Level Domain) sebenarnya milik Amerika, namun karena sering digunakan terlihat seperti Domain standard untuk alamat Internet.Setiap orang boleh memiliki Domain ini tanpa perlu persyaratan yang rumit kecuali domain edu,mil,travel
Berikut ini adalah beberapa contoh Domain Level tinggi /GTLD :

1. .edu
digunakan untuk kepentingan website pendidikan, terbatas hanya utk pendidikan.
Contoh website yang menggunakan Top Level Domain adalah :
http://ww2.uri.edu/
edu
Website ini berisi tentang informasi Universitas Rhode Island. Di dalam website ini berisi tentang apa iru URI, admission, academics, kehidupan dikampus, dan masih banyak lagi informasi yang bisa didapatkan. Website ini membahas tentang kegiatan-kegiatan didalam kampus URI secara rinci. Selain itu berisikan artikel di website ini juga berisi foto dan video tentang kegiatan & kehidupan di Universitas Rhode Island.

2. .org
di gunakan untuk kepentingan organisasi.
Contoh website yang menggunakan Top Level Domain adalah :
http://www.rumah-yatim.org/web/
org
Website ini merupakan website tentang kehidupan anak-anak yatim di Indonesia. Di dalam website terdapat banyak cerita inspiratif mengenai anak-anak yatim di Indonesia. Selain berisi artikel di dalam website ini juga terdapat video-video menarik. Di dalamnya juga terdapat foto-foto seputar kegiatan anak asuh,pembangunan, kegiatan pelaksanaan program rumah yatim, dan masih banyak lagi. Selain itu kita juga dapat melakukan donasi melalui rekening yang telah disediakan
Berikut ini nomor rekening yang digunakan untuk donasi :
rekening

3. .info
di gunakan untuk kepentingan informasional website.
Contoh website yang menggunakan Top Level Domain adalah :
https://blockchain.info/
info
website ini menyediakan layanan dompet Bitcoin berbasis web yang paling banyak digunakan di Indonesia. Saya sarankan ketika mendaftar dan login akun website ini menggunakan computer/laptop pribadi. Website ini tidak hanya dapat dibuka dari computer/laptop tetapi dapat dibuka juga dari smartphone.

4. .net
di gunakan untuk kepentingan network infrastruktur.
Contoh website yang menggunakan Top Level Domain adalah :
http://www.teknologipendidikan.net/
net
Website ini berisi tentang apa dan bagaimana teknologi pendidikan. Di dalam website ini juga membahas tentang kompetensi sarjana teknologi pendidikan. Visi dan misi teknologi pendidikan juga dibahas dalam website ini. Selain itu masih banyak lagi informasi-informasi tentang teknologi pendidikan yang bias didapatkan dalam website ini. Website ini bagus untuk digunakan bagi yang mencari informasi tentang teknologi pendidikan.

5. .mil
di gunakan untuk kepentingan website angkata bersenjata amerika, terbatas hanya utk Militer.
Contoh website yang menggunakan Top Level Domain adalah :
www.tniad.mil.id
mil
Website ini merupakan Situs Resmi TNI Angkatan Darat. Di dalam website ini kita bisa mencari informasi tentang TNI angkatan darat, info personil, publikasi TNI Angkatan Darat, dan masih banyak informasi mengenai TNI Angkatan Darat didalam website ini. Di website ini kita dapat mencari informasi tentang TNI Angkatan Darat. Selain berisi artikel di website ini juga berisi foto dan video tentang kegiatan-kegiatan TNI Angkatan Darat.

Terimakasih sudah membaca 🙂

SEJARAH ICD

SEJARAH PERKEMBANGAN ICD

Francois Bossier de Lacroix/ Sauvages
Menurut ahli statistik Australia, Sir George Knibbs, pertama kali dilakukan oleh Francois Bossier de Lacroix/ Sauvages (1706-1777). Karya komprehensif Sauvages diterbitkan dengan judul Nosologia Methodica.

Linnaeus
Pada waktu yang hampir bersamaan hidup pula seorang ahli metode, Linnaeus (1707-1778), satu di antara karya besarnya adalah Genera Morborum.

William Cullen
Di awal abad ke-19, klasifikasi penyakit yang pemakaiannya paling umum ditulis oleh William Cullen (1710-1790) dari Edinburgh yang diterbitkan pada tahun 1785 dengan judul Synopsis Nosologiae Methodicae.

John Gaunt
Penelitian penyakit secara statistik dimulai satu abad lebih awal oleh John Gaunt yang bekerja pada London Bills of Mortality. Jenis klasifikasi yang dirancang oleh pionir ini dicontohkan oleh usahanya untuk menghitung proporsi anak-anak lahir hidup yang meninggal dunia sebelum mencapai usia enam tahun. Ia memperkirakan angka kematian sebesar 36%, yang berdasdarkan bukti-bukti kemudian merupakan ramalan yang cukup baik.

William Farr
Kemajuan bidang kedokteran pencegahan meningkat dengan kehadiran William Farr (1807-1883), seorang ahli statistik medis yang bekerja pada General Register Office of England and Wales. Tidak saja berhasil menggunakan sebaik-baiknya klasifikasi penyakit yang masih sangat sederhana, akan tetapi berusaha keras untuk membuat klasifikasi yang lebih baik dan keseragaman pemakaiannya secara internasional.
Farr melihat bahwa klasifikasi Cullen yang dipakai pada saat itu tidak pernah diperbaiki untuk penyesuaian dengan kemajuan ilmu kedokteran, dan juga tidak memuaskan untuk tujuan statistik. Di dalam laporan tahunan pertamanya ia membicarakan prinsip-prinsip yang harus bisa mengatur klasifikasi penyakit secara statistik dan mendorong diterimanya klasifikasi yang seragam. Beliau menulis antara lain:

Keunggulan nomeklatur statistik yang seragam, bagaimana pun tidak sempurnanya, terlihat dengan sangat jelas. Jadi mengherankan sekali karena pelaksanaannya tidak ditekankan pada kantor Bills of Mortality. Setiap penyakit, sering dinyatakan dalam tiga atau empat nama, dan setiap nama pun telah digunakan pada penyakit lainnya; nama-nama yang meragukan dan sulit dimengerti sering digunakan, dan pencatatan sering menggunakan komplikasi penyakit ketimbang penyakit utama. Pentingnya nomenklatur pada bidang ini sama dengan pentingnya ukuran berat dan panjang pada ilmu-ilmu fisika, dan harus diterapkan sesegera mungkin.

Nomenklatur dan klasifikasi statistik dipelajari terus dan disarankan oleh Farr dalam tulisan-tulisannya yang diterbitkan di dalam laporan-laporan tahunan selanjutnya. Perlunya klasifikasi penyebab kematian yang seragam diakui pada International Statistical Congress I yang berlangsung di Brussels tahun 1853. ISC I ini menugaskan William Farr dan Marc d’Espine yang berasal dari Geneva untuk mempersiapkan klasifikasi penyebab kematian yang bisa digunakan secara internasional.
Pada pertemuan ISC II di Paris tahun 1855, Farr dan d’Espine mengajukan dua daftar terpisah yang memiliki dasar prinsip yang berbeda. Klasifikasi Farr dikelompokkan atas lima bagian:

Penyakit epidemi,
Penyakit umum,
Penyakit lokal berdasarkan lokasi anatomis,
Penyakit pertumbuhan,
Penyakit akibat kekerasan.

D’Espine membagi penyakit berdasarkan bentuk penyakit: kelompok gout, herpes, darah, dan sebagainya. Pada kongres ini disetujui daftar gabungan keduanya yang terdiri atas 139 kelompok. Pada tahun 1964 klasifikasi ini diubah berdasarkan model yang diajukan oleh Farr dan selanjutnya diperbaiki lagi pada tahun 1874, 1880, dan 1886. Walau pun klasifikasi ini tidak pernah diterima secara universal, namun susunan umum yang diajukan oleh Farr, termasuk prinsip klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi tetap bertahan sebagai dasar International List of Causes of Death (ILCD).

International Statistical Institute (ISI)
International Statistical Institute (ISI) yang merupakan kelanjutan dari ISC, pada pertemuan di Vienna tahun 1891 menugaskan sebuah komite untuk persiapan klasifikasi penyebab kematian. Komite ini dipimpin oleh Jacques Bertillon (1851-1922), kepala Statistical Services of the City of Paris. Laporan komite ini disampaikan oleh Bertillon pada pertemuan ISI di Chicago tahun 1893, dan diterima. Klasifikasi ini didasarkan pada klasifikasi penyebab penyakit yang digunakan oleh kota Paris, yang sejak direvisi pada tahun 1855, merupakan campuran klasifikasi Inggeris, Jerman, dan Swiss. Prinsip yang dipegang oleh Farr, yaitu membedakan penyakit umum dari penyakit yang berada pada organ atau lokasi anatomis tertentu. Sesuai dengan instruksi yang diperoleh pada kongres di Vienna atas usul L. Guillaume, direktur Federal Bureau of Statistics of Switzerland, Bertillon menggunakan tiga jenis klasifikasi yaitu: klasifikasi ringkas 44 judul, klasifikasi menengah 99 judul, dan klasifikasi luas 161 judul.
Bertillon Classification of Causes of Death (Bertillon CCD) diterima secara umum dan digunakan oleh beberapa negara dan berbagai kota.
Di Amerika Utara klasifikasi ini digunakan oleh Jesus E. Monjaras untuk statistik kota San Luis de Potosi, Mexico. Pada tahun 1898 klasifikasi ini diterima oleh American Public Health Association (APHA) yang terdiri atas Kanada, Amerika Serikat dan Mexico dalam pertemuannya di Ottawa. Perkumpulan ini menyarankan agar klasifikasi ini diperbaiki setiap 10 tahun.
Pada pertemuan ISI di kota Christiana tahun 1899, Bertillon melaporkan kemajuan klasifikasi, termasuk saran APHA untuk perubahan setiap 10 tahun dan kemudian ISI kemudian mengeluarkan resolusi.
Agustus 1900 Pemerintah Perancis kemudian mengadakan konferensi internasional untuk revisi ILCD di Paris. Delegasi dari 26 negara menghadiri konferensi ini. Pada tanggal 21 Agustus 1900 disetujui klasifikasi penyebab kematian detil yang terdiri atas 179 kelompok, dan klasifikasi yang terbagi atas 35 kelompok. Perlunya perubahan setiap 10 tahun diakui, dan pemerintah Perancis diminta untuk melaksanakan pertemuan berikutnya tahun 1910. Pada kenyataannya konferensi berikut dilaksanakan pada tahun 1909, dan seterusnya pada tahun 1920, 1929, dan 1938.
Bertillon terus menjadi sumber kekuatan pendorong ILCD, dan revisi-revisi 1900, 1910, dan 1920 dilaksanakan dibawah pimpinannya. Sebagai sekretaris jenderal konferensi internasional ia mengirimkan revisi sementara pada tahun 1920 kepada lebih dari 500 orang untuk memperoleh masukan.
Pada pertemuan ISI 1923, penerus Bertillon di Perancis, Michel Huber mengusulkan agar ISI memperbarui sikap yang dibuat tahun 1893 sesuai dengan ILCD dan bekerjasama dengan organisasi internasional lain dalam mempersiapkan revisi selanjutnya. Organisasi kesehatan di bawah Liga Bangsa-bangsa juga memperlihat sikap aktif terhadap statistik kehidupan dan menunjuk sebuah Commission of Statistical Experts untuk mempelajari klasifikasi penyakit dan penyebab kematian. E. Roesle, kepala Medical Statistical Service biro kesehatan Jerman dan anggota Commission of Expert Statisticians, mempersiapkan daftar perluasan ILCD yang bakal diperlukan apabila klasifikasi akan digunakan dalam tabulasi statistik kematian. Karyanya ini dipublikasikan oleh Health Organization LBB tahun 1928. Untuk mengatur kerja kedua badan ini, sebuah komisi gabungan internasional dibentuk yang terdiri dari ISI dan HO dengan jumlah anggota yang berimbang. Komisi ini yang menyusun konsep untuk revisi keempat (1929) dan kelima (1938) ILCD.
United States Committe on Joint Causes of Death
Konferensi Internasional ke-5, Menteri Luar Negeri AS mendirikan United States Committe on Joint Causes of Death di bawah pimpinan Lowell J. Reed, seorang Profesor Biostatistik di Universitas John Hopkins. Anggota dan konsultan komite ini mencakup perwakilan dari Kanada, Inggeris, dan LBB.
Komite ini, disimpulkan bahwa:

Mengakui adanya kecenderungan pendapat untuk membuat daftar statistik morbiditas dan kematian, dan memutuskan bahwa sebelum memikirkan masalah ‘joint causes’, perlu terlebih dahulu membahas klasifikasi penyakit dari titik pandang morbiditas dan kematian, karena masalah ‘joint causes’ berhubungan dengan keuda jenis statistik tersebut.
Mempertimbangkan bahwa bagian resolusi tentang ‘International List of Diseases’ pada Konferensi Internasional sebelumnya menentukan bahwa berbagai daftar penyakit nasional sedapat mungkin disesuaikan dengan ILCD detil.
Mengakui bahwa klasifikasi sakit dan cedera berhubungan erat dengan klasifikasi penyebab kematian. Komite percaya bahwa, untuk dapat memanfaatkan sepenuhnya statistik morbiditas dan kematian, tidak saja klasifikasi penyakit pada kedua kondisi ini harus sesuai, malah kalau bisa hanya terdiri dari satu daftar saja.
Jumlah organisasi statistik yang menggunakan catatan medis (medical record = MR) yang mencakup sakit dan kematian terus meningkat. Malah dalam organisasi yang hanya mengumpulkan statistik morbiditas, kasus kematian pun harus dicatat. Sebuah daftar tunggal tentunya akan sangat memudahkan pengkodean. Daftar tunggal juga akan merupakan dasar bersama untuk perbandingan statistik morbiditas dan mortalitas.
Dibentuk sebuah subkomite untuk mempersiapkan rancangan ‘Proposed Statistical Classification of Disease, Injuries and Causes of Death’. Rancangan final kemudian diterima oleh komite setelah diadakan perubahan berdasarkan uji-coba yang dilaksanakan oleh berbagai badan di Kanada, Inggeris, dan AS.

REVISI KE-6
Konferensi Kesehatan Internasional di New York City bulan Juni dan Juli 1946 mempercayakan Komisi Interim WHO untuk:

Mereview apa saja yang ada dan melaksanakan persiapan yang diperlukan sehubungan dengan;
Revisi 10-tahunan ILCD mendatang (termasuk daftar yang diadopsi pada persetujuan internasional 1934 sehubungan dengan statistik kematian); dan
Menciptakan International List of Causes of Morbidity.

Pada kongres ke 6 ini, komite melakukan beberapa kegiatan:

Menyusun daftar istilah diagnosa agar muncul pada setiap judul klasifikasi.
Menunjuk subkomite untuk mempersiapkan indeks alfabet yang menyeluruh tentang istilah diagnosa yang terdapat pada kategori klasifikasi yang sesuai.
Mempertimbangkan struktur dan penggunaan daftar khusus penyebab untuk digunakan pada tabulasi dan publikasi statistik morbiditas dan mortalitas.
Mempelajari masalah lain yang berhubungan dengan komparabilitas statistik-statistik mortalitas, misalnya bentuk sertifikat kematian dan aturan-aturan dalam penggunaan klasifikasi.

Konferensi Internasional untuk Revisi ke-6 International List of Diseases and Causes of Death diselenggarakan di Paris 26-30 April 1948, oleh pemerintah Perancis sesuai dengan hasil persetujuan yang ditandatangani pada penutupan Konferensi Internasional ke-5 tahun 1938. Sekretariatnya dipercayakan kepada pejabat Perancis yang berkompeten dan WHO, yang telah melaksanakan persiapan berdasarkan persetujuan yang dihasilkan oleh wakil-wakil pemerintahan yang hadir pada Konferensi Kesehatan Internasional 1946.
Konferensi mengadopsi klasifikasi yang dipersiapkan oleh Expert committee sebagai Sixth Revision of International List (Daftar Internasional revisi ke-6). Konferensi juga mempertimbangkan proposal lain dari Expert Committee mengenai kompilasi (pengumpulan), tabulasi (memasukkan ke tabel-tabel), dan publikasi statistik morbiditas dan mortalitas. Konferensi menyetujui International Form of Medical Certificate of Cause of Death (formulir internasional sertifikat medis penyebab kematian), menyetujui penyebab dasar kematian sebagai sebab utama yang dimasukkan ke dalam tabel, dan menyetujui aturan-aturan dalam memilih sebab dasar kematian, sebagaimana juga daftar tabulasi khusus data morbiditas dan mortalitas. Selanjutnya Pertemuan Kesehatan Dunia (WHA = World Health Assembly dianjurkan untuk mengadopsi aturan-aturan pada fasal 21(b) Konstitusi WHO untuk pedoman negara-negara anggota dalam mengumpulkan statistik morbiditas dan mortalitas sesuai dengan International Statistical Classification.
Pada tahun 1948, WHA I merestui laporan Konferensi Revisi ke-6 dan mengadopsi Peraturan WHO nomor 1, yang dibuat berdasarkan saran Konferensi. Klasifikasi Internasional yang mencakup Daftar Tabulasi Inklusi yang menjelaskan isi setiap kategori, dimasukkan bersamaan dengan bentuk sertifikat medis penyebab kematian, aturan klasifikasi dan daftar khusus untuk tabulasi, ke dalam Manual of the International Statistical Classification of Diseases, Injuries, and Causes of Death.

REVISI KE-7
Konferensi internasional untuk revisi ke-7 International Classification of Diseases (ICD) dilaksanakan di Paris di bawah kontrol WHO bulan Februari 1955. Sesuai dengan rekomendasi Expert Committe on Health Statistics dari WHO, revisi ini dibatasi pada perubahan penting saja, dan perbaikan terhadap beberapa kesalahan dan hal-hal yang tidak taat-azas.

REVISI KE-8
Konferensi Revisi ke-8 diselenggarakan oleh WHO di Geneva 6-12 Juli 1965. Revisi pada konferensi ini lebih radikal daripada revisi ke-7, namun struktur dasar klasifikasi tidak mengalami perubahan. Filosofi umum klasifikasi penyakit, dimana mungkin diutamakan ke arah penyebab penyakit ketimbang gambaran penyakitnya.
Selama tahun-tahun berfungsinya revisi ke-7 dan ke-8 ICD, penggunaan ICD untuk indeks catatan medis rumah sakit meningkat dengan pesat dan beberapa negara mempersiapkan adaptasi nasional sendiri yang menyediakan detil tambahan yang diperlukan untuk penerapan ICD tersebut.

REVISI KE-9
Konferensi Internasional untuk revisi ke-9 ICD, diselenggarakanoleh WHO di Geneva 30 September- 6 Oktober 1975. Pada diskusi direncanakan untuk sedikit perubahan saja selain melakukan perbaruan isi. Sejumlah perwakilan dari badan-badan khusus yang tertarik dengan ICD untuk penggunaan statistiknya sendiri telah dibentuk. Beberapa area di dalam klasifikasi dianggap tidak memiliki pengaturan yang benar. Cukup banyak tekanan yang muncul untuk pembuatan detil yang lebih banyak, dan untuk penyesuaian klasifikasi agar lebih relevan dengan evaluasi asuhan medis. Kondisi penyakit hendaknya diklasifikasikan pada Bab-bab yang berhubungan dengan bagian tubuh, bukannya yang berhubungan dengan penyakit umum yang mendasarinya. Juga terdapat perwakilan dari negara atau daerah dimana klasifikasi yang detil dan canggih ternyata tidak relevan untuk daerah mereka, namun mereka tetap memerlukan klasifikasi yang berdasarkan ICD untuk bisa menelaah kemajuan asuhan kesehatan dan dalam mengontrol penyakit.
Proposal akhir yang disajikan dan dan diterima oleh Konferensi mempertahankan struktur dasar ICD, walau pun dengan detil yang lebih banyak pada subkategori empat angka, dan beberapa subdivisi pilihan yang terdiri dari lima angka. Untuk bisa bermanfaat bagi pengguna yang tidak memerlukan detil tersebut, secara hati-hati telah diatur supaya kategori pada tingkat tiga angka masih sesuai.
Untuk penggunayang ingin menghasilkan statistik dan indeks yang berorientasi ke arah asuhan medis, Revisi Sembilan mencantumkan pilihan cara alternatif untuk mengklasifikasikan diagnosa, termasuk informasi mengenai penyakit umum yang mendasarinya dan manifestasinya pada organ atau tempat tertentu. Sistem ini kemudian dikenal sebagai sistem dagger (=) dan asterisk (*), dan dipertahankan pada Revisi Sepuluh. Sejumlah inovasi teknis lain dibuat untuk Revisi Sembilan guna meningkatkan fleksibilitasnya dalam pemakaian di berbagai situasi.
WHA ke-29, dengan memperhatikan rekomendasi yang muncul pada Konferensi Internasional untuk Revisi ICD ke-9, sebagai percobaan telah menyetujui penerbitan klasifikasi tambahan ‘Impairments and Handicaps’ (cacad) dan ‘Procedures in Medicine’ (tindakan medis) sebagai tambahan, tapi bukan bagian integral ICD. Konferensi juga membuat rekomendasi pada sejumlah subjek teknis yang berhubungan, yaitu: aturan pengkodean untuk mortalitas diubah sedikit, dan aturan pemilihan penyebab tunggal untuktabulasi morbiditas diperkenalkan untuk pertama kali; definisi dan rekomendasi untuk statistik di bidang mortalitas perinatal diperbaiki dan diperluas, dan sebuah sertifikat untuk kematian perinatal telah direkomendasikan; negara-negara didorong untuk melakukan kerja lebih lanjut pada pengkodean dan analisis kondisi-ganda, namun belum direkomendasikan cara yang resmi; dan daftar tabulasi dasar yang baru telah dihasilkan.

REVISI KE-10
Interval 10-tahunan antara revisi merupakan waktu yang sangat singkat dan perlunya konsultasi dengan begitu banyak negara dan organisasi membutuhkan proses yang sangat lama. Direktur Jenderal WHO menunda pelaksanaan Konferensi Revisi-10, dari tahun 1985 menjadi 1989, dan untuk menunda pengenalan Revisi 10 yang mulanya dijadwalkan paling lambat tahun 1989.
Program kerja ekstensif kemudian dilaksanakan dan mencapai puncaknya dengan Revisi Sepuluh ICD, yang dijelaskan di dalam Laporan Konferensi Internasional untuk Revisi-10 ICD.
Konferensi Internasional untuk Revisi Sepuluh ICD berlangsung di markas besar WHO, Geneva tanggal 26 September sampai 2 Oktober 1989, dihadiri oleh 43 negara anggota WHO, di antaranya Indonesia. Nama ‘International Classification of Disease’ pada Revisi-9 diubah menjadi ‘International Stattistical Classification of Diseases and Related Health Problems’ pada Revisi-10, namun dengan singkatan yang sama, ICD. Revisi ini dinyatakan mulai berlaku tanggal 1 Januari 1993, dengan revisi berikut direncanakan dalam waktu sepuluh tahun.

Sumber : http://kodifikasipenyakit.blogspot.com/2013/10/sejarah-perkembangan-icd.html

Pengaruh TI di kehidupan sehari-hari

Teknologi Informasi adalah teknologi yang mampu membantu manusia untuk melakukan pekerjaan mereka. Teknologi Informasi (Information Technology) berasal dari bahasa latin ‘texere’ atau yang berarti membangun. Teknologi informasi (Information Technology) biasa disingkat TI, IT atau infotech. Teknologi sebenarnya memiliki 2 aspek penting, yaiut hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak).

Dalam kaitannya,dengan era globalisasi perkembangan teknologi informasi(TI) semakin berkembang pesat.Hampir seluruh orang di dunia,menggunakan teknologi informasi tersebut,untuk mempermudah dan memberikan kenyamanan untuk melakukan segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.Seperti contohnya : Handphone sebagai alat komunikasi,internet di gunakan sebagai alat untuk mencari informasi-informasi penting,dan sebagainya.Kemajuan teknologi informasi tidak bisa di hindarkan dari kehidupan manusia karena kemajuan teknologi informasi berjalan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan.Akan tetapi,perkembangan teknologi informasi ini,juga membawa dampak bagi manusia.Dampak tersebut,dapat membawa pengaruh positif yang menguntungkan manusia,dan adapun pengaruh negatifnya.

Dampak Positif Teknologi Informasi            :

a. Dalam bidang pendidikan

  1. Dapat mencari informasi-informasi pendidikan melalui internet
  2. Sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan guru dan teman-teman
  3. Munculnya media elektronik sebagai penunjang pembelajaran
  4. Menjadikan metode-metode baru dalam kegiatan pembelajaran,sehingga tidak merasa jenuh
  5. Efisiensi waktu, karena tugas dapat di kirimkan melalui via online

b. Dalam bidang informasi dan komunikasi

  1. Dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang sangat jauh dari kita melalui telpon/handphone
  2. Mendapatkan informasi lengkap mengenai keadaan seisi bumi melaui internet
  3. Memudahkan dalam pelayanan perbankan

c. Dalam bidang ekonomi

  1. Peningkatan industrialisasi
  2. Pertumbuhan ekonomi
  3. Adanya persaingan antar perusahaan sehingga menjadikan pekerja harus menambah skill

d. Dalam bidang sosial

  1. Kompetisi yang tajam sehingga mendorong generasi muda yang berwawasan luas
  2. Menumbuhkan rasa percaya diri

Dampak negatif Teknologi Informasi :

a. Dalam bidang pendidikan

  1. Mengendorkan keinginan belajar anak.Dengan adanya game online,fb,twitter dll.
  2. Disalahgunakan pemakaiannya untuk melihat situs-situs yang ditujukan untuk orang dewasa
  3. Kemerosotan mental remaja

b. Dalam bidang informasi dan komunikasi

  1. Oknum-oknum yang memanfaatkan situs seperti fb,sebagai media perkenalan yang didasari modus penculikan
  2. Merajalelanya aksi penipuan melalui situs tertentu

c. Dalam bidang ekonomi

  1. Munculnya kecintaan pada produk-produk luar negeri
  2. Banyaknya penganguran karena orang yang tidak memiliki skill yang dibutuhkan tidak diterima

d. Dalam bidang sosial

  1. Mengikuti gaya hidup luar negeri

 

Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa mempunyai dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Akan tetapi semua itu tidak terlepas dari sisi negatifnya seperti yang telah dijelaskan diatas.

Semua hal tersebut tergantung bagaimana cara kita memilih mana hal yang baik dan mana yang buruk. Dalam penggunaan TI seperlunya saja, jangan sampai TI membuat masyarakat menjadi lebih individual.

 

 

 

 

Sumber :

http://muhammadbukhori21.blogspot.com/2014/07/dampak-positif-negatif-tik-di-kehidupan.html

http://hafni-wulan-s.blog.ugm.ac.id/2011/10/11/pengaruh-teknologi-informasi-dalam-kehidupan-sehari-hari/

Hello world!

Welcome to Wadah Aspirasi dan Kreasi Mahasiswa UGM Sites. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!